Minggu, 04 Januari 2015

Tinggian Kolong Harus Konsisten Atas Kepala



Tinggian Kolong
Harus Konsisten Atas Kepala
Stabil Ngolong……dua kata itulah yang sekarang menjadi target bagi para penggemar merpati khususnya merpati ( katanya tinggian ) kolong, semua penghobi berusaha sekuat tenaga untuk membuat merpati kesayangannya stabil ngolong bahkan sampai disiasati dengan bermacam cara. Bagi sejatinya burung tinggian, tidak ada manuver turun yang lebih hebat daripada motes atas kepala dari ketinggian maksimum merpati tinggian, siapapun tidak bisa memungkiri itu. Tapi hal itu saat ini mulai terkikis oleh ambisi dan obsesi para penghobi untuk menjuarai sebuah event yang katanya tinggian kolong, seni merpati tinggi saat ini mulai ditinggalkan, walaupun ada sebagian orang yang mengkalim bahwa karakter jablay juga merupakan seni, ya..itu juga merupakan seni, tapi itu bukan seni merpati tinggian kolong itu seni merpati kolong. Tidak ada satupun pemain tinggian yang menginginkan merpatinya terbang setengah tiang ataupun turun merosot, semua pemain merpati tinggian selalu mendambakan merpatinya naik sampai mentil dan turun nenggel atas kepala. Apabila ada yang menyangkal hal ini dapat kami pastikan bahwa orang tersebut adalah bukan pemain tinggian.
Untuk membuat seekor player tinggian kolong stabil dan titis kolong tidaklah terlalu rumit seperti yang dibayangkan banyak orang, hanya saja waktu dan proses latihannya yang memakan waktu lebih lama daripada melatih player merpati asal ngolong untuk titis kolong. Tidak perlu jaring, tidak perlu net, tidak perlu teori-teori yang sangat membingungkan bagi para pemain pemula, bahkan tidak perduli dengan berapa tinggi tiang kolong yang digunakan, kita hanya memerlukan satu hal yaitu merpati yang diprediksi mampu terbang sampai tinggi sekali dan memiliki bakat dan keberanian untuk turun dalam posisi atas kepala atau paling tidak posisi jam 11 atau bahkan jam 1. Dengan ukuran tinggi tiang yang ekstrim dan bentang tali yang cukup sempitpun tidak menjadi kendala besar bagi merpati dengan karakter nitik motes tersebut. Hanya saja prosesnya memakan waktu yang cukup lama, sebab kita hanya melakukan latihan pada saat merpati itu giring, berbeda dengan tomprang, burung tetap jalan walaupun kondisinya tidak giring, dalam satu giringan, merpati tinggian kolong maksimal hanya latihan 4 hari, kamis sampai minggu, dan dalam satu hari latihan kemungkinan burung hanya akan terbang 4-5 terbangan kecuali pada saat dasaran, burung masih bisa lebih diporsir untuk mempercepat burung mengingat dimana letak betinanya. Proses pertama yang cukup memakan waktu adalah proses untuk membuat merpati kita mampu naik maksimal dan memiliki langkah yang stabil. Langkah stabil sangat dibutuhkan bagi seekor player tinggian kolong, stabil disini dalam artian ketinggiannya tidak berubah dan memiliki jalur yang tetap. Untuk tahap ini terkadang kita membutuhkan waktu lebih dari 8 giringan / 4 bulan. Dan untuk kita mendapatkan hasil maksimal di tahap ini, kita harus memperhatikan kondisi pisik dan psikis dari merpati kita, pola makan akan sangat menentukan di tahap ini, jaga ukuran merpati agar tetap ideal, tidak terlalu gemuk dan tidak boleh kurus.  Kondisi pisik lainya adalah kesehatan merpati, keadaan bulu dan lar harus sempurna, dan dalam keadaan yang prima. Dan untuk kondisi psikis hanya perlu memperhatikan bahwa burung tidak dalam keadaan stress.
Tahap terakhir yang merupakan tahap yang paling menentukan adalah tahap latihan mengajari merpati kita untuk turun dalam posisi atas kepala. Proses inilah yang seringkali membuat kita frustasi, berbulan-bulan kita melatihnya tetapi merpati kita tetap tidak mau untuk turun sekali jadi pada posisi atas kepala atau bahkan hanya berputar seperti obat nyamuk diatas kolongan, dan hal ini sering menjadi bahan tertawaan di lapak kolong dimanapun, dan mereka yang menertawakan dan mengejek sebenarnya hanyalah pemain merpati asal ngolong yang sama sekali tidak memiliki pengetahuan apapun tentang merpati tinggi, jadi biarkan saja mereka tertawa, pada saatnya merpati kitalah yang akan membungkam tawa mereka semua, karena sampai kapanpun mereka tidak akan memiliki merpati seperti yang kita mainkan, karena sekali lagi mereka hanya pemain merpati asal ngolong.
Ditahap ini yang harus kita perhatikan adalah kemapanan merpati, bahkan terkadang mapan saja belum cukup, perlu merpati menjadi kawak di tempat latihannya. Sebab yang kita mainkan adalah merpati tinggi yang memiliki karakter pasti dan tidak terbawa arus permainan lawannya. Dalam beberapa kasus ekstrim memang ada beberapa merpati yang sejak pertama ia dilatih sampai lepasan jauh selalu konsisten untuk turun atas kepala sekali jadi, tapi karakter merpati satu dengan yang lainya tidak bisa dipukul rata. Apalagi kita memainkan burung yang sudah jadi di lapak lain, akan sangat sulit mengajarinya untuk turun sebab, separuh ingatannya masih berada dilapak lama tempat ia pertama dilatih. Kesabaran kita sangat menentukan disini, buatlah agar merpati kita merasa nyaman bersama kita, dan merasa nyaman saat latihan, ini akan menentukan cepat atau lambatnya merpati tinggi menjadi mapan ditempat latihannya. Tak perlu terburu-buru untuk menjalani proses ini, jangan bernafsu untuk memasukan player dalam kolong sebelum player itu siap untuk di potes atas kepala, yang terpenting adalah player kita tau dimana nantinya ia harus turun. Mulailah dengan mengangkat betina pada saat player di posisi jam 10, dan mulai geber dimainkan saat player melangkah maju, selangkah demi selangkah proses ini harus ditelanteni, dan akan tiba waktunya player kita siap di potes pada posisi jam 12pas dan menjadi konsisten. Player yang siap dipotes pada posisi jam 12 pas akan sangat aman sekali terhadap tali dan aman terhadap cidera tali. Soal endingnya keras atau tidak jangan terlalu menjadi beban, yang terpenting player kita siap dipotes atas kepala dan turun dengan kerja yang kasar untuk membuat lawan grogi dan ngejat ( biasanya motong, ngotek, ngebor, ngarit ) atau memiliki karakter nyeplos seperti batu. Gandiwa Tinggian Kolong