Tinggian
Kolong
Harus
Konsisten Atas Kepala
Stabil
Ngolong……dua kata itulah yang sekarang menjadi target bagi para penggemar
merpati khususnya merpati ( katanya tinggian ) kolong, semua penghobi berusaha
sekuat tenaga untuk membuat merpati kesayangannya stabil ngolong bahkan sampai
disiasati dengan bermacam cara. Bagi sejatinya burung tinggian, tidak ada
manuver turun yang lebih hebat daripada motes atas kepala dari ketinggian
maksimum merpati tinggian, siapapun tidak bisa memungkiri itu. Tapi hal itu saat
ini mulai terkikis oleh ambisi dan obsesi para penghobi untuk menjuarai sebuah
event yang katanya tinggian kolong, seni merpati tinggi saat ini mulai
ditinggalkan, walaupun ada sebagian orang yang mengkalim bahwa karakter jablay
juga merupakan seni, ya..itu juga merupakan seni, tapi itu bukan seni merpati
tinggian kolong itu seni merpati kolong. Tidak ada satupun pemain tinggian yang
menginginkan merpatinya terbang setengah tiang ataupun turun merosot, semua
pemain merpati tinggian selalu mendambakan merpatinya naik sampai mentil dan
turun nenggel atas kepala. Apabila ada yang menyangkal hal ini dapat kami
pastikan bahwa orang tersebut adalah bukan pemain tinggian.
Untuk membuat seekor player tinggian kolong
stabil dan titis kolong tidaklah terlalu rumit seperti yang dibayangkan banyak
orang, hanya saja waktu dan proses latihannya yang memakan waktu lebih lama
daripada melatih player merpati asal ngolong untuk titis kolong. Tidak perlu
jaring, tidak perlu net, tidak perlu teori-teori yang sangat membingungkan bagi
para pemain pemula, bahkan tidak perduli dengan berapa tinggi tiang kolong yang
digunakan, kita hanya memerlukan satu hal yaitu merpati yang diprediksi mampu
terbang sampai tinggi sekali dan memiliki bakat dan keberanian untuk turun
dalam posisi atas kepala atau paling tidak posisi jam 11 atau bahkan jam 1.
Dengan ukuran tinggi tiang yang ekstrim dan bentang tali yang cukup sempitpun
tidak menjadi kendala besar bagi merpati dengan karakter nitik motes tersebut.
Hanya saja prosesnya memakan waktu yang cukup lama, sebab kita hanya melakukan
latihan pada saat merpati itu giring, berbeda dengan tomprang, burung tetap
jalan walaupun kondisinya tidak giring, dalam satu giringan, merpati tinggian
kolong maksimal hanya latihan 4 hari, kamis sampai minggu, dan dalam satu hari
latihan kemungkinan burung hanya akan terbang 4-5 terbangan kecuali pada saat
dasaran, burung masih bisa lebih diporsir untuk mempercepat burung mengingat
dimana letak betinanya. Proses pertama yang cukup memakan waktu adalah proses untuk
membuat merpati kita mampu naik maksimal dan memiliki langkah yang stabil.
Langkah stabil sangat dibutuhkan bagi seekor player tinggian kolong, stabil
disini dalam artian ketinggiannya tidak berubah dan memiliki jalur yang tetap.
Untuk tahap ini terkadang kita membutuhkan waktu lebih dari 8 giringan / 4
bulan. Dan untuk kita mendapatkan hasil maksimal di tahap ini, kita harus
memperhatikan kondisi pisik dan psikis dari merpati kita, pola makan akan
sangat menentukan di tahap ini, jaga ukuran merpati agar tetap ideal, tidak
terlalu gemuk dan tidak boleh kurus.
Kondisi pisik lainya adalah kesehatan merpati, keadaan bulu dan lar
harus sempurna, dan dalam keadaan yang prima. Dan untuk kondisi psikis hanya
perlu memperhatikan bahwa burung tidak dalam keadaan stress.
Tahap terakhir yang merupakan tahap yang
paling menentukan adalah tahap latihan mengajari merpati kita untuk turun dalam
posisi atas kepala. Proses inilah yang seringkali membuat kita frustasi,
berbulan-bulan kita melatihnya tetapi merpati kita tetap tidak mau untuk turun
sekali jadi pada posisi atas kepala atau bahkan hanya berputar seperti obat
nyamuk diatas kolongan, dan hal ini sering menjadi bahan tertawaan di lapak
kolong dimanapun, dan mereka yang menertawakan dan mengejek sebenarnya hanyalah
pemain merpati asal ngolong yang sama sekali tidak memiliki pengetahuan apapun
tentang merpati tinggi, jadi biarkan saja mereka tertawa, pada saatnya merpati
kitalah yang akan membungkam tawa mereka semua, karena sampai kapanpun mereka
tidak akan memiliki merpati seperti yang kita mainkan, karena sekali lagi
mereka hanya pemain merpati asal ngolong.
Ditahap ini yang harus kita perhatikan adalah
kemapanan merpati, bahkan terkadang mapan saja belum cukup, perlu merpati
menjadi kawak di tempat latihannya. Sebab yang kita mainkan adalah merpati
tinggi yang memiliki karakter pasti dan tidak terbawa arus permainan lawannya.
Dalam beberapa kasus ekstrim memang ada beberapa merpati yang sejak pertama ia
dilatih sampai lepasan jauh selalu konsisten untuk turun atas kepala sekali
jadi, tapi karakter merpati satu dengan yang lainya tidak bisa dipukul rata.
Apalagi kita memainkan burung yang sudah jadi di lapak lain, akan sangat sulit
mengajarinya untuk turun sebab, separuh ingatannya masih berada dilapak lama
tempat ia pertama dilatih. Kesabaran kita sangat menentukan disini, buatlah
agar merpati kita merasa nyaman bersama kita, dan merasa nyaman saat latihan,
ini akan menentukan cepat atau lambatnya merpati tinggi menjadi mapan ditempat
latihannya. Tak perlu terburu-buru untuk menjalani proses ini, jangan bernafsu
untuk memasukan player dalam kolong sebelum player itu siap untuk di potes atas
kepala, yang terpenting adalah player kita tau dimana nantinya ia harus turun.
Mulailah dengan mengangkat betina pada saat player di posisi jam 10, dan mulai
geber dimainkan saat player melangkah maju, selangkah demi selangkah proses ini
harus ditelanteni, dan akan tiba waktunya player kita siap di potes pada posisi
jam 12pas dan menjadi konsisten. Player yang siap dipotes pada posisi jam 12
pas akan sangat aman sekali terhadap tali dan aman terhadap cidera tali. Soal
endingnya keras atau tidak jangan terlalu menjadi beban, yang terpenting player
kita siap dipotes atas kepala dan turun dengan kerja yang kasar untuk membuat
lawan grogi dan ngejat ( biasanya motong, ngotek, ngebor, ngarit ) atau
memiliki karakter nyeplos seperti batu. Gandiwa Tinggian Kolong